KOMUNIKASI
Ø Definisi komunikasi
Menurut Carl Hovland, Janis & Kelley, Komunikasi
adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus
(biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk
perilaku orang-orang lainnya (khalayak).
Ø DIMENSI
KOMUNIKASI
Dimensi komunikasi dibagi
menjadi 5 :
1.
Pengirim
pesan
Pengirim
pesan adalah orang atau sekelompok orang yang akan memberikan pesan atau
informasi yang akan ditujukan kepada si penerima pesan.
2.
Pesan
Tentu
saja ketika ingin berkomunikasi ada suatu pesan atau informasi yang akan disampaikan kepada si penerima
pesan, pesan ini dapat berbentuk verbal maupun nonverbal.
3.
Media
penyampaian pesan
Media
yang digunakan bisa secara langsung yaitu dengan bertatap muka dengan si
penerima pesan dan atau menggunakan media elektronik seperti handphone.
4.
Penerima
pesan
Penerima
pesan adalah orang yang menjadi tujuan untuk pesan itu bisa disampaikan.
5.
Efek
Efek
atau juga disebut respon adalah hasil setelah si penerima pesan sudah mendapat
pesan ataupun informasi tersebut. Misalnya setelah menerima pesan, si penerima
pesan menjadi marah atau senang.
KEPEMIMPINAN
Ø DEFINISI
KEPEMIMPINAN
Menurut Thoha, kepemimpinan adalah aktivitas
untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu sedangkan menurut Ngalim Purwanto Kepemimpinan adalah
sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk
didalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan
yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta
merasa tidak terpaksa.
Ø TEORI
KEPEMIMPINAN
a. Teori
X dan Y , menurut Douglas McGregor
Teori ini diungkapkan oleh Douglas McGregor yang mengemukakan strategi kepemimpinan efektif dengan menggunakan konsep manajemen partisipasi. Konsep terkenal dengan menggunakan asumsi-asumsi sifat dasar manusia. Pemimpin yang menyukai teori X cenderung menyukai gaya kepemimpinan otoriter dan sebaliknya, seorang pemimpin yang menyukai teori Y lebih menyukai gaya kepemimpinan demokratik.
Teori ini diungkapkan oleh Douglas McGregor yang mengemukakan strategi kepemimpinan efektif dengan menggunakan konsep manajemen partisipasi. Konsep terkenal dengan menggunakan asumsi-asumsi sifat dasar manusia. Pemimpin yang menyukai teori X cenderung menyukai gaya kepemimpinan otoriter dan sebaliknya, seorang pemimpin yang menyukai teori Y lebih menyukai gaya kepemimpinan demokratik.
b. Teori
system 4, menurut Rensis Likert
1.
Eksploitatif sistem otoritatif
Dalam jenis sistem manajemen tugas pegawai / bawahan adalah untuk mematuhi keputusan yang dibuat oleh pemimpinnya. Bawahan tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Organisasi yang bersangkutan hanya tentang menyelesaikan pekerjaan. Organisasi akan menggunakan rasa takut dan ancaman untuk memastikan karyawan menyelesaikan pekerjaan ditetapkan.
Dalam jenis sistem manajemen tugas pegawai / bawahan adalah untuk mematuhi keputusan yang dibuat oleh pemimpinnya. Bawahan tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Organisasi yang bersangkutan hanya tentang menyelesaikan pekerjaan. Organisasi akan menggunakan rasa takut dan ancaman untuk memastikan karyawan menyelesaikan pekerjaan ditetapkan.
2.
'Kebajikan sistem otoritatif
Seperti halnya dalam sebuah sistem berwibawa eksploitatif, keputusan dibuat oleh orang-orang di bagian atas organisasi dan manajemen. Namun termotivasi karyawan melalui penghargaan (untuk kontribusi mereka) daripada ketakutan dan ancaman. Informasi dapat mengalir dari bawahan kepada pemimpin tetapi terbatas pada "manajemen apa yang ingin dengar".
Seperti halnya dalam sebuah sistem berwibawa eksploitatif, keputusan dibuat oleh orang-orang di bagian atas organisasi dan manajemen. Namun termotivasi karyawan melalui penghargaan (untuk kontribusi mereka) daripada ketakutan dan ancaman. Informasi dapat mengalir dari bawahan kepada pemimpin tetapi terbatas pada "manajemen apa yang ingin dengar".
3.
Sistem konsultatif
Dalam jenis sistem manajemen, bawahan termotivasi oleh penghargaan dan tingkat keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan. Manajemen konstruktif akan menggunakan bawahan mereka ide-ide dan pendapat. Namun keterlibatan tidak lengkap dan keputusan besar masih dibuat oleh manajemen senior. Ada aliran informasi yang lebih besar (daripada dalam sistem berwibawa murah hati) dari bawahan kepada manajemen. Meskipun informasi dari bawahan kepada manajer tidak lengkap dan eufimistis.
Dalam jenis sistem manajemen, bawahan termotivasi oleh penghargaan dan tingkat keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan. Manajemen konstruktif akan menggunakan bawahan mereka ide-ide dan pendapat. Namun keterlibatan tidak lengkap dan keputusan besar masih dibuat oleh manajemen senior. Ada aliran informasi yang lebih besar (daripada dalam sistem berwibawa murah hati) dari bawahan kepada manajemen. Meskipun informasi dari bawahan kepada manajer tidak lengkap dan eufimistis.
4.
Partisipatif (kelompok) system
Manajemen sepenuhnya percaya pada bawahan / karyawan. Ada banyak komunikasi dan bawahan sepenuhnya terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Bawahan nyaman menyatakan pendapat dan ada banyak kerja sama tim. Tim dihubungkan bersama-sama oleh orang-orang, yang menjadi anggota lebih dari satu tim. Likert panggilan orang di lebih dari satu kelompok "menghubungkan pin". Karyawan di seluruh organisasi merasa bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi. Tanggung jawab ini terutama sebagai bawahan motivasi ditawarkan imbalan ekonomi untuk mencapai tujuan organisasi yang mereka telah berpartisipasi dalam pengaturan.
Manajemen sepenuhnya percaya pada bawahan / karyawan. Ada banyak komunikasi dan bawahan sepenuhnya terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Bawahan nyaman menyatakan pendapat dan ada banyak kerja sama tim. Tim dihubungkan bersama-sama oleh orang-orang, yang menjadi anggota lebih dari satu tim. Likert panggilan orang di lebih dari satu kelompok "menghubungkan pin". Karyawan di seluruh organisasi merasa bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi. Tanggung jawab ini terutama sebagai bawahan motivasi ditawarkan imbalan ekonomi untuk mencapai tujuan organisasi yang mereka telah berpartisipasi dalam pengaturan.
c. Theory Of Leadership Pattern Choice, menurut TannenBaum dan
Schmidt
Tannenbaum dan Schmidt Continuum adalah sebuah model sederhana yang menunjukkan hubungan antara tingkat kebebasan yang seorang manajer memilih untuk diberikan kepada tim, dan tingkat kewenangan yang digunakan oleh manajer. Sebagai kebebasan tim meningkat, sehingga otoritas manajer berkurang. Ini adalah cara yang positif bagi kedua tim dan manajer untuk berkembang.
Tannenbaum dan Schmidt Continuum adalah sebuah model sederhana yang menunjukkan hubungan antara tingkat kebebasan yang seorang manajer memilih untuk diberikan kepada tim, dan tingkat kewenangan yang digunakan oleh manajer. Sebagai kebebasan tim meningkat, sehingga otoritas manajer berkurang. Ini adalah cara yang positif bagi kedua tim dan manajer untuk berkembang.
MOTIVASI
Ø DEFINISI KOMUNIKASI
Motivasi adalah suatu
usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak
hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan
tertentu. Sedangkan menurut Vroom, motivasi mengacu kepada suatu proses
mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan
yang dikehendaki .
Ø TEORI MOTIVASI
v Teori Drive
Teori
drive (teori dorongan) adalah teori yang menjelaskan prilaku yang didorong
kearah tujuan oleh keadaan-keadaan yang mendorong dalam diri seseorang.
Dalam
teori drive dijelaskan bahwa ketika suatu keadaan dorongan yang bersifat
internal muncul maka individu didorong untuk mengaturnya dalam perilaku yang
akan mengarah ke tujuan yang mengurangi intensitas keadaan yang mendorong
tersebut . Dan tujuan tersebut dapat mengurangi keadaan dorongan jika
menyenangkan atau memuaskan. Setelah itu , keadaan terdorong tersebut akan
muncul lagi untuk mendorong perilaku kearah tujuan yang sesuai .
v Teori harapan
Victor Vroom
mengembangkan sebuah teori motivasi berdasarkan kebutuhan internal, tiga asumsi
pokok Vroom dari teorinya adalah sebagai berikut :
1. Setiap individu
percaya bahwa bila ia berprilaku dengan cara tertentu, ia akan memperoleh hal
tertentu. Ini disebut sebuah harapan hasil (outcome expectancy) sebagai
penilaian subjektif seseorang atas kemungkinan bahwa suatu hasil tertentu akan
muncul dari tindakan orang tersebut.
2. Setiap hasil
mempunyai nilai, atau daya tarik bagi orang tertentu. Ini disebut valensi
(valence) sebagai nilai yang orang berikan kepada suatu hasil yang diharapkan.
3. Setiap hasil
berkaitan dengan suatu persepsi mengenai seberapa sulit mencapai hasil
tersebut. Ini disebut harapan usaha (effort expectancy) sebagai kemungkinan
bahwa usaha seseorang akan menghasilkan pencapaian suatu tujuan tertentu.
Dengan kata lain Motivasi, dalam teori harapan adalah
keputusan untuk mencurahkan usaha.
v Teori tujuan
Edwin
Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam mekanisme
motivasional yakni :
(a) tujuan-tujuan mengarahkan
perhatian;
(b) tujuan-tujuan mengatur
upaya;
(c) tujuan-tujuan meningkatkan
persistensi; dan
(d)tujuan-tujuan menunjang
strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan.
Teori ini juga mengungkapkan hal
hal sebagai berikut :
• Kuat lemahnya tingkah laku manusia ditentukan oleh sifat
tujuan yang hendak dicapai.
• Kecenderungan manusia untuk berjuang lebih keras mencapai
suatu tujuan, apabila tujuan itu jelas, dipahami dan bermanfaat.
• Makin kabur atau makin sulit dipahami suatu tujuan, akan
makin besar keengganan untuk bertingkah laku.
v Teori Hirarki Kebutuhan ( oleh
Abraham Maslow )
Abraham
Maslow mengemukakan adanya lima tingkatan kebutuhan pokok manusia. Kelima
tingkatan kebutuhan pokok ini dijadikan sebagai kunci dalam mempelajari
motivasi manusia .
1.
Kebutuhan
fisiologis : merupakan kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital seperti
kebutuhan akan pangan,sandang dan papan serta kesehatan fisik,seks, dll.
2.
Kebutuhan
rasa aman : terjaminnya keamanan,terlindung dari bahaya dan ancaman
penyakit,kemiskinan,perlakuan tidak menyenangkan,dll .
3.
Kebutuhan
rasa dimiliki dan dicintai : kebutuhan untuk afeksi,afiliasi dan identifikasi
4.
Kebutuhan
penghargaan : kebutuhan dihargai karena prestasi, kemampuan , kedudukan atau
status
5.
Kebutuhan
aktualisasi diri : kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki ,
pengembangan diri secara maksimum , kreatifitas dan ekspresi diri.
PENDENDALIAN ATAU MENGENDALIKAN
Ø DEFINISI PENGENDALIAN
Usury dan Hammer berpendapat bahwa pengendalian adalah sebuah usaha
sistematik dari manajemen untuk mencapai tujuan dengan membandingkan kinerja
dengan rencana awal kemudian melakukan langkah perbaikan terhadap
perbedaan-perbedaan penting dari keduanya. Sedangkan menurut Stoner,Freeman dan
Gilbert, pengendalian
adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana
sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Ø FUNGSI PENGENDALIAN DALAM
MANAJEMEN
Fungsi
pengendalian dalam manajemen yaitu :
1.
merangsang
kepatuhan pada kebijakan, rencana, prosedur, peraturan dan ketentuan yang
berlaku
2.
mencapai
kegiatan yang ekonomis dan efisien
3.
melindungi
aset organisasi
4.
mengantisipasi
kompleksitas dari organisasi
5.
meminimalkan
kegagalan
Ø LANGKAH-LANGKAH DALAM
PENGENDALIAN
Dalam proses pengendalian (kontrol)
dibutuhkan langkah-langkah seperti berikut ini:
1. Menentukan
standar-standar yang akan digunakan menjadi dasar pengendalian.
2.Mengukur pelaksanaan atau hasil yang
telah dicapai.
3.Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan
penyimpangan ( bila ada )
4. Melakukan tindakan perbaikan,
jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana.
Ø TIPE-TIPE CONTROL DALAM MANAJEMEN
Ada 4 tipe kontrol dalam pengendalian
manajemen, yaitu :
1.
Pengendalian dari dalam organisasi (kontrol internal)
Pengendalian
yang dilakukan oleh aparat/unit pengendalian yang dibentuk dari dalam organisasi
itu sendiri. Aparat/unit pengendalian ini bertugas mengumpulkan data dan
informasi yang diperlukan oleh pimpinan untuk melihat dan menilai kemajuan atau
kemunduran dalam pelaksanaan pekerjaan. Selain itu pimpinan dapat mengambil
suatu tindakan korektif terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan
oleh bawahannya (internal control), misalnya unit kerja Inspektorat Jenderal
sebagai unit pengawasan di tingkat departemen.
2.
Pengendalian luar organisasi (kontrol eksternal)
Pengendalian yang dilakukan oleh
Aparat/Unit Pengendalian dari luar organisasi terhadap departemen (lembaga
pemerintah lainnya) atas nama pemerintah. Selain itu pengawasan dapat pula
dilakukan oleh pihak luar yang ditunjuk oleh suatu organisasi untuk minta
bantuan pemeriksaan/pengendalian terhadap organisasinya. Misalnya Konsultan
Pengawas, Akuntan swasta dan sebagainya.
3.
Pengendalian preventif
Pengendalian yang dilakukan sebelum
rencana itu dilaksanakan. Maksud pengendalian preventif adalah untuk mencegah
terjadinya kekeliruan/kesalahan.
4.
Pengendalian represif
Pengendalian yang dilakukan setelah adanya pelaksanaan pekerjaan.
Maksud dilakukannya pengendalian represif adalah untuk menjamin kelangsungan
pelaksanaan pekerjaan agar hasilnya tidak menyimpang dari yang telah
direncanakan (dalam pengendalian anggaran disebut post- audit).
CONTROL
PROSES MANAJEMEN
Pengendalian manajemen terdiri dari formal dan informal. Pengendalian
manajemen formal merupakan tahap-tahap yang saling berkaitan antara satu dengan
lain, terdiri dari proses :
1. Pemrograman (Programming)
Program menunjukan kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan oleh organisasi dalam rangka pelaksanaan strateginya.
2. Penganggaran (Budgeting)
Pada tahap
penganggaran ini program direncanakan secara terinci, dinyatakan dalam satu
moneter untuk suatu periode tertentu, biasanya satu tahun.
3. Operasi
dan Akuntansi (Operating and Accounting)
Pada tahap ini
dilaksanakan pencatatan mengenai berbagai sumber daya yang digunakan dan
penerimaan-penerimaan yang dihasilkan. Catatan dan biaya-biaya tersebut
digolongkan sesuai dengan program yang telah ditetapkan dan pusat-pusat
tanggungjawabnya.
4. Laporan dan Analisis (Reporting and Analysis)
Laporan juga digunakan sebagai bagian dari
pengendalian. Beberapa diantaranya diturunkan dari analisis yang mengembangkan
rencana dan membandingkan kinerja actual dengan kinerja yang direncanakan
diserati penjelasan mengenai penyimpangan diantara keduanya, jika ada.
Daftar Pustaka :
Munandar, Ashar Sunyoto . 2001 , Psikologi Industri dan Organisasi, Jakarta: Universitas Indonesia
Edgar, H Schein. 1991, Psikologi Organisasi, Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo
Edgar, H Schein. 1991, Psikologi Organisasi, Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo
Rosdakarya. Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi.
Jakarta: Erlangga
Purwanto,
MN.(1990).Psikologi Pendidikan.Bandung:Remaja Rosdakarya
Riyanti,B.P.,Prabowo.H.(1998).Psikologi
Umum 2.Jakarta:Universitas Gunadarma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar